Muslimin Sindangkerta

sukseskan wajib belajar 12 tahun

Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Posted by musliminsindangkerta pada 13 Februari 2011

Ketika memasuki bulan Rabi’ul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan Shalawat, Barzanji, dan pengajian-pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi Muhammad SAW menghiasi hari-hari bulan itu. Sebenarnya, Bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan itu juga muncul. Dan Imam Jalaludin al-Suyuthi (849 H-911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam al-Hawi Li al-Fatawi:

“Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabi’ul Awal, bagaimanakh hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala atau tidak? Beliau menjawab, “Jawabannya menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang bisa dinikamti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang mulia (Al-Hawi li al-Fatawi, Juz I, hal 251-252)

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan Akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana Firman ALLAH SWT:

قُل بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَليَفرَحُوا .

“Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat ALLAH (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS. Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiada taranya. Sebagaimana Firman ALLAH SWT:

وَمَا أرسَلنَاكَ اِلاَرَحمَةًَ لِلعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya, 107)

Sesungguhnya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan Rasulullah SAW. Dalam sebuah Hadits diriwayatkan:

عَن أَبِي قَتَادَة اْلأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنهُ

أَنَّ رَسُولُ اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سُأِلَ عَن صَومِ

اْلاءثْنَينِ فَقَلَ فِيهِ وُلِدتُ وَفِيهِ أُنزِلَ عَلَيَ

“Diriwayatkan dari Abu Qutadah al-Anshari RA. bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa senin. Maka beliau menjawab, “Pada Hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (Shahih Muslim [1997])

Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk Puasa.

Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahrian (Maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan Shalawat, Barzanji atau Diba’, Sedekah dengan beraneka ragam makanan, pengajian agama dan sebagainya yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh syari’at Islam. Sayyid Muhammad ‘Alawi al-Maliki mengatakan:

“Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan (didalamnya). Sebab, Kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh Syara’ secara parsial (bagian-bagiannya) ….

Sesungguhnya perkumpulan itu merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh terlewatkan. Bahkan menjadi kewajiban para da’i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul, dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan datangnya bala’ (ujian), bid’ah, kejahatan, dan berbagai fitnah. (Mafahim Yajib an Tushahhah. 224-226)

Hal ini diakui oleh Ibnu Taimiyyah:

“Ibn Taimiyyah berkata, “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAW akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru dikalangan nasrani yang memperingati kelahiran ISA AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. ALLAH SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan.” (Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushush Bain l-Nazhariyyah wa al-Tathbiq, 339)

Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu per satu, yakni membaca shalawatm mengkaji sejarah Nabi AW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan amalan yang memang dianjurkan dalam syari’at Islam.

kemudian, siapa perintis perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Orang yang pertama kali menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Raja Muzhaffar Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin ‘Ali bin Buktikin yaiut seirang raja yang mulia, raja yang shaleh dan terkenal sebagai raja yang pemurah dan baik hati.

Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabi mengatakan bahwa “Raja Muzhaffar merupakan raja yang agamis, beliau seorang yang rendah hati, baik hati, seorang ahl Sunnah Wal Jamaah dan mencintai fuqaha dan ahli hadits. Beliau wafat tahun 136 H pada usia beliau 82 tahun”

sumber: Fiqh

26 Tanggapan to “Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW”

  1. bagoes said

    thanks

  2. maskapache said

    Mudah” kita semua termasuk dan tergolong yang dikasihi oleh sang Baginda Besar pembawa Ummat manusia Nabi Besar Muhammad saw untuk menuju jalan setapak nan indah yaitu Syurga firdaus atas Syafa’atnya Amiin..good post gan…

  3. Tonnie said

    setuju Gan..

  4. Nice post n good blog sob…
    Lanjut terus…
    Ditunggu posting selanjutnya ya…

    Jangan lupa juga kunjungan balik ya…
    Dan kasi komennya ya sob di blog saya…
    🙂

  5. sholallah ‘ala Muhammad sholallah ‘alai wassalam

  6. nashal said

    izin nge-share yaa 🙂

  7. harny usman said

    ahlan wasahlan maaulid Nabi,smga trcrah nikmat kpda kta semua…. “””””””””””””” AMIEEEN “”””””””””””

  8. Terima Kasih gan… Insya Allah.

  9. silahkan.. semoga bermanfaat. terimakasih

  10. pustakasufi said

    semoga sholawat selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW…..amin

  11. hafiz said

    izin ngopi file2. jazakallah.

  12. silahkan.. semoga bermanfaat

  13. Erikyman said

    Dalam islam tidak ada bid’ah hasanah. Rosululloh mengatakan bid’ah itu sesat.
    Sekarang coba berikan contoh
    sesat yang baik apa ?
    Baik yang sesat apa ?
    Klo gak bisa jawab, silahkan tanya kpd ustd2 yang merayakan maulid..! Sampai mati pun dia gak akan bisa menjawab..!

  14. Numpang blogwalking ya & mampir juga ke blog kami =)

  15. Rifain said

    lebih baik urusin umat yang belum mau sholat dan berjamaah ke masjid dari pada saling menyalahkan dan itu semua adalah keyakinan tak dapat dipaksakan, lagi pula untuk apa saling perang dalil dan dalil itu kita serahkan kepada ahlinya dan yang mengerti bahasa arab agar tidak terjebak dalam perbuatan GHIBAH.

  16. m zaenudin said

    bersyukur termasuk ucapan yang paling menyenangkan apabila mengingat kita ini adalah umat junjungan alam nabi besar muhammad saw

  17. t2b said

    mengapa ada sebagian umat yang senang menghujat ulama..?apakah dia mengira bahwa para ulama yang disebutkan namanya pada postingan ini tidak mengetahui hadist nabi tentang bid’ah itu..?apakah hanya umat itu saja yang tahu dan paham dalam memahami hadist nabi itu..??
    itulah gunanya guru yang mengikut ajaran gurunya, dan gurunya itu mengikut gurunya pula, terus menerus hingga ke Rasulullah. Merekalah yang dikatakan “ulama pewaris para nabi” yang tidak hanya belajar dari kitab saja (apalagi terjemahan) tetapi juga melihat bagaimana gurunya dan gurunya menjabarkan, mengamalkan dan menjelaskan makna hadist2 nabi yang tersebar dibanyak kitab2 hadist..?
    semoga kita terhindar dari senangnya mengumpat para pewaris nabi ini..
    Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad….

  18. rafli said

    kalau itu memang kegiatan ibadah harus ada dalil yang menerangkan bahwa kegiatan tersebut memang harus dilakukan..tapi bila tidak ada dalil yang menerangkan ,ya kita lihat Al-Quran dan Sunnah Rasullullah , karena dua hal itu yang kita pegang….jadi dalam ibadah tidak ada bid’ah hasanah..yang namanya bid’ah pasti berlawanan dengan sunnah… ibadah harus ada petunjuk dari Rasul . Kalau itu main2 ya..tidak masalah teruskan saja….

  19. elol said

    gan nt ga baca itu dalilnya QS. Yunus, 58, QS. Al-Anbiya, 107. ud jelas di tulis di atas pake nanya lagi mana dalilnya mana sunahnya..

  20. khani clalLu cayynk said

    izW tuch?? Lha woNg Uda da smwX gtu nha daLiLX.mch di tnyakn.

  21. asslamu’alaikum wr wb

    buat erikyman dan rafli

    tentang bid’ah
    ulama’ membagi bid’ah itu menjadi dua secara garis besarnya yakni :
    * Bid’ah dholalah ( sesat ) yaitu suatu hal yang baru yangbertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah.
    * Bid’ah hasanah Yaitu suatu hal yang baru yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah.

    Lalu bagaiman dgn sabda Rosul SAW ” setiap hal baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat ” ?
    untuk menjawab itu kita jg harus menyimak hadits rosul SAW yang lain ” siapa yang membuat bid’ah yang sesat yang tidak diridhoi Allah SWT dan Rosulnya, atasnya dosa orang yang mengamalkannya tanpa sedikitpun mengurangi dosa2 mereka ” dari hadits ini jelas bahwa ada suatu hal yang baru ( bid’ah ) yang di ridhoi oleh Allah SWT yakni bid’ah hasanah.

    ulama’ juga membagi ibadah menjadi dua yakni :
    * Ibadah Khoshshoh ( khusus ) yaitu ibadah yang rukun dan tata caranya mengamalkannya sudah ditentukan oleh syara’.
    * Ibadah Ammah ( Umum ) yaitu ibadah yang rukun dan tata caranya mengamalkannya tidak di tentukan oleh syara’

    jadi bid’ah sesat ( dholalah ) itu berlaku untuk yang menambah atau mengurangi rukun ibadah khoshshoh, seperti; mengurangi atau menambah rukun sholat, puasa, haji dll.
    sedangkan ibadah ammah(umum) kita boleh mengamalkannya dengan cara apapun asalkan niat dan tujuannya baik dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah, seperti menuntut ilmu, shodaqoh dll, karena rosul tidak menetapkan rukun atau tatacara dalam mengamalkannya.

    contoh Bid’ah hasanah Yaitu
    * Menghimpun Al-Qur’an kedalam sebuah mushhaf
    * mengumpulkan orang2 untuk mengerjakan sholat tarawih berjamaah

    dan kalau memang ente masih bilang bid’ah mari kita lihat dgn ilmu Qiyas ( akal ) :
    1. Apakah ada hadits yang secara terang2an melarang pelrayaan maulid nabi SAW dengan tujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada AllahSWT dan rosulnya.

    2. Rosul SAW tidak pernah memakai laptop ttpi kita memakainya ( bid’ah )

    3. Rosul SAW tidur diatas pelepah daun kurma ttpi kita tidurdiatas busa yang empuk ( bid’ah )

    4. Rosul SAW memakai sandal dari kulit unta ttpi kita memakai sandal dari kulit buaya atau karet ( bid’ah )

    5. Rosul SAW dalam perjalanan memakai onta sedangkan kita memakai mobil n motor ( bid’ah )

    6. Rosul SAW tidak memakai HP sedangkan kita pekek blackberry ( bid’ah )

    Rosul SAW tidak mencontohkan semua ini dan kita melakukannya berarti kita semua adalah ahli bid’ah dholalah.

    jadi semua perkara yang tidak dilakukan oleh Rosul SAW dan itu kita lakukan bukan berarti itu bid’ah sesat ( haram ), selagi kita melakukannya untuk kebaikan ( yang diridhoi oleh Allah SWT dan Rosulnya ) maka itu bukanlah sesat.

    kecuali kita melakukan hal baru yang meniru kaum yahudi dan nasrani walaupun itu baik, seperti merayakan ulang tahun dgn tiup lilin, merayakan tahun baru masehi dll itu baru merupakan bid’ah dholalah yan sesat lgi menyesatkan.

    disyari’atkannya maulid Nabi SAW

    * Firman Allah SWT” dan semua kisah rosul2 kami ceritakan kepadamu ( muhammadSAW ) agar dengan kisah itu kami teguhkan hatimu ( QS Hud 11: 120 )
    * Diriwayatkan dari Abu Qotadah bahwa nabi SAW ditanya tentang puasa hari senin, beliau menjawab , itu adalah hari aku dilahirkan dan hari turunnya wahyu kepadaku. ( HR. Muslim 2/819 )
    * Imam assuhaili mengatakan abu lahab dalam mimpi itu berkata kepada abbas bahwa ia diringankan siksanya pada hari senin ( HR Al-Bukhari dlm kitab nikah, ibnu katsir dalam kitab sirah annabiy 1/124, maulid annabiy 24, dan al-bidayah wa an-nihayah 272-273 ) karena pada hari itu abu lahab menyambut gembira kelahiran Rosul SAW dengan membebaskan budak perempuannya tsuwaibah.
    * Firman AllahSWT : dengan karunia Allah SWT dan rahmatnya, hendaklah dengan itu kalian bergembira, itu lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan ( QS yunus 10 : 28 )

    dari kesimpulan hadits dan firmanAllah SWT diatas bahwa :
    dibolehkannya merayakan maulid nabi SAW dan mendapat pahala bagi yg melaksanakannya dan Rosulpun melaksanakan maulidnya dengan berpuasa dan kitapun memperingati hari kelahiran beliau ( maulid ) dengan bersholawat dan pembacaan kisah2 nabi SAW dengan penuh kegembiraan.

    jadi kata bid’ah jangan terlalu mudah dikeluarkan tanpa tahu penjabaran tentang bid’ah itu sendiri.
    dan orang yang mengatakan maulid itu bid’ah sesungguhnya mereka telah menentang ayat2 yang nyata.

    demikian penjelasan ini semoga bermanfaat untuk keteguhan kita dalam ber ibadah.

    wal afu minkum wassalamu’alaikum wr wb

  22. ralat setelah poin 6

    yang kita lakukan tidak sesuai dgn yang rosul lakukan semua bertentangan dengan Rosul itu berarti kita semua adlh ahli bid’ah.

  23. Danny said

    .. Allahumma sholli a’la Sayyidina Muhammad Wa’ala aliHi wasohbihi wabarik wasalim ajmain … ane cinta maulid …

  24. hamba Allah said

    kalau ada bid’ah hasanah,tolong tunjukan contoh dari bid’ah dholalah?

  25. Wahai ahli bid ah ….. sadarlah …

  26. Gertie said

    WOW just what I was looking for. Came here by searching for watch movie online

Tinggalkan komentar